Hmmm, dari pagi ko belum ada kerjaan sama sekali, bingung mau ngapain, ya sudahlah iseng-iseng nulis lagi. Tapi apa ya??? Setelah berfikir beberapa saat akhirnya muncul juga ide untuk menulis tentang suku Sasak yang merupakan suku asli yang ada di Lombok. Walaupun sudah beberapa bulan yang lalu saya menggunjunginya, mudah-mudahan masih ada beberapa ingatan yang bisa saya tulis disini.
Selain terkenal karena pantainya yang sangat indah, ternyata Pemerintah setempat juga jeli mencari daya tarik lain dari kota Lombok. Mereka sengaja menjaga keaslian kampung Sade yang berada di desa Rembitan sehingga dapat dijadikan salah satu objek wisata yang pantas untuk dikunjungi wisatawan. Kalo dilihat dari letaknya, sebenarnya kampung adat ini terletak di pinggir jalan raya yang sudah lumayan ramai. Akan tetapi setelah kita memasukinya, kita akan dimanjakan dengan rumah adat yang berjajar rapi disepanjang gang di kampung tersebut. Begitu sampai di sana kami disamput oleh seorang pemuda kampung yang dengan setia menemani kami berjalan menyusuri kampung tersebut. Beliau juga menjelaskan tradisi-tradisi yang masih mereka jalankan. Walapun mayoritas dari mereka beragama muslim, mereka juga masih menganut aliran kepercayaan warisan dari nenek moyang mereka.
|
welcome Greeting |
Dari segi mata pencaharian, sebagian besar dari mereka bermata pencaharian sebagi petani. Sang istri biasanya bertugas mengurus anak mereka di rumah sambil membuat kain tenun untuk membantu pemasukan keluarga. Sebagai daya tarik wisata, para wisatawan diperbolehkan untuk mencoba membuat kain tenun. Sayapun tak mau ketinggalan untuk mencobanya.hehee.. Hasil kain tenun mereka juga dijual untuk para wisatawan. Tak ada salahnya juga untuk memborong kain disini sebagai oleh-oleh sekaligus menyumbang buat masyarakat disana, akhirnya sayapun memutuskan untuk membeli beberapa kain dan sarung.
|
Belajar Menenun |
|
Hasil Karya Masyarakat Sasak |
Selain mencoba menenun, wisatwan akan diantar mengelilinggi deretan rumah yang ada di sana. Menurut guide kami (salah seorang pemuda kampung Sade), rumah mereka tidak dilapisi semen atau marmer seperti rumah-rumah pada umumnya. Rumah mereka dilapisi dengan tanah liat yang nantinya setiap beberapa minggu sekali akan di pel dengan kotoran kerbau agar tanah liat yang ada tetap keras. Kami juga diberi kesempatan untuk masuk ke salah satu rumah yang ada di sana.
|
Mau Bantu Masak? |
Selain dari bentuk rumah, ternyata terdapat tradisi unik yang berlaku untuk masyarakat di desa Sade, yaitu kawin culik. Maksud dari kawin culik disini adalah, kalau ada ada pemuda yang ingin menikahi pujaan hatinya, maka ia harus menculik wanita tersebut. Aneh ya? tapi itulah tradisi mereka. Setelah menikah meraka akan menempati rumah kecil yang biasa digunakan oleh pengantin baru atau seorang nenek atau kakek yang sudah tidak memiliki keluarga lagi.
|
Rumah Kecil |
No comments:
Post a Comment