Tuesday, February 25, 2014

Sup Ikan Salmon

Beberapa waktu yang lalu kami kedatangan tamu yang membawa beberapa potong Ikan Salmon. Biasanya beliau datang membawakan Ikan Salmon yang sudah dimasak, tetapi kali ini Ikannya masih mentah. Sangking baik hatinya, akhirnya si mbak memasak sebagian ikan tersebut dengan menu seperti biasa "Sup Ikan Salmon". Karena kasihan melihat mbak sendirian memasak di dapur, akupun akhirnya ikut menemaninya, untuk sekedar berbincang dan memeperhatikan resep dan cara membuatnya. Maklum si mbak tidak mau dibantuin, grogi katanya. Setelah beberapa menit, sop ikan pun siap untuk dinikmati.

Sekitar satu minggu kemudian, pas week end saya melihat isi kulkas, kira-kira ada bahan apa ya yang bisa di masak. Setelah membuka pintu feezer dan menemukan ada beberapa potong Ikan Salmon, Sayapun meminta pendapat suami bagaimana kalau hari ini kita memasak Sup Ikan Salmon, mumpung lagi libur juga. Suamipun menyetujui, dan berkat saya menemani si mbak beberapa waktu yang lalu, akhirnya Sup Ikan Salmon bikinanku rasanya tidak kalah enak dengan bikinan si mbak, yeyyy berhasil.hehe..

Berikut adalah bahan dan cara membuat Sup Ikan Salmon:
Bahan:
  • Ikan Salmon
  • Tomat
  • Daun Bawang (kemarin g pake karena lagi g punya, hehe)
  • Air
  • Cabai Rawit Merah
Bumbu:
  • Bawang Merah
  • Bawang Putih
  • Kemiri
  • Garam
  • Penyedap Rasa
Cara Membuat:
  • Cuci Seluruh bahan
  • Haluskan bawang merah, bawang putih dan kemiri
  • Tumis bumbu halus sampai matang dan beraroma sedap
  • Tambahkan air sesuai selera
  • Masukkan Ikan Salmon
  • Potong Tomat dan daun bawang, masukkan ke dalam panci
  • Masukkan cabai rawit merah utuh ke dalam panci
  • Tambahkan garam dan penyedap rasa
  • Tunggu sampai matang

Rasa cabai yang pedas dan kuah bening menjadikan sup ini tidak terlalu amis. Padahal biasanya suami suka males makan Salmon karena baunya yang amis. Mungkin resep ini bisa menjadi alternatif untuk yang kurang suka Salmon seperti suamiku, :)

Akhirnya Pindahan Juga

Sudah beberapa bulan menunggu, akhirnya tempat tinggal kami siap untuk ditempati.
Tepatnya tanggal 31 Januari kami mulai memindahkan barang-barang kami dari
kontrakan di Radio Dalam. Sempat sedih juga sih ninggalinnya, secara sudah 7 bulan
kami menempati tempat tersebut. Ibu dan Bapak yang punya kontrakan juga baik banget
sama kami, perhatian banget, apalagi setelah tahu kalau aku hamil. Tetapi live must
go on, kami tetap harus pindah walaupun nantinya kami harus menempuh perjalanan
yang lebih jauh untuk pergi ke kantor.

Setelah semua barang selesai dipindah tempatkan dan mulai di tata, akhirnya pada
hari minggu, tanggal 2 februari mertua saya menggundang beberapa keluarga besarnya
untuk berkumpul, ikut mendoakan agar rumah yang akan kami tempati membawa berkah
dan kami betah tinggal di rumah tersebut. Acaranya sederhana, hanya sekedar kumpul
keluarga dan doa bersama. Dengan adanya acara ini saya juga menjadi lebih kenal
dengan beberapa keluarga besar suami yang memang jarang sekali bertemu.

Tiga minggu sudah kami berdua menempati rumah ini, Alhamdulillah saya betah dan
merasa aman tinggal di sini. Tetangganya juga baik dan ramah. Bahkan jika sesekali
suami tidak bisa pulang ke rumah karena urusan pekerjaan saya pun berani bermalam
seorang diri di rumah ini. Semoga kedepannya rumah ini bakalan tambah ramai dengan
kehadiran buah hati kami, bisa membawa kebahagiaan dan menjadi tempat beristirahat
yang paling nyaman buat keluarga kami. Aminnn...

Wednesday, February 19, 2014

Perkembangan Debay (Part 3)

  • 32 Minggu 2 hari
Tanggal 15 Februari kami melakukan pemeriksaan rutin untuk melihat perkembangan debay. Karena baru pindahan, Untuk pemriksaan kali ini kami memilih rumah sakit yang lebih dekat dengan tempat tinggal kami yang baru. Kami berfikir karena aku g ada keluhan dan hanya ingin melihat perkembangan debay, maka bisa dilakukan di RUmah sakit manapun.

Setelah mendapat informasi jadwal dokter kandungan yang ada di rumah sakit tersebut, akhirnya kami memilih untuk melakukan pemeriksaan pada hari Sabtu jam 11 siang. Kamipun harus menunggu antrian sampai 2 jam. Selama menunggu antrian kami bertanya-tanya, kira-kira apa yang diperiksa sama dokternya ya? Ko yang pada periksa kayak masuk ke toilet aja, rata-rata mereka hanya 10 menit berkonsultasi dengan dokter. Maklum, di tempat sebelumnya minimal 30 menit kami berkonsultasi dengan dokter, malah pernah sampai hampir 1 jam.

Setelah 2 jam menunggu, namaku akhirnya dipanggil juga. Begitu masuk ke ruangan dokter saya langsung dipersilahkan menuju ruang pemeriksaan USG. Pemeriksaan USG ini tak lebih dari 2 menit, cuma dilihat posisi debay, lingkar kepala, lingkar perut dan berat badannya saja. Kamipun tidak diberi kesempatan untuk melihat gerakan-gerakan debay, kalau boleh dibilang pemeriksaan USG ini hanya kebutuhan dokter melihat apa yang ingin beliau periksa. Padahal kami selalu menunggu jadwal pemeriksaan debay karena ingin melihat gerakannya, melihat mukanya, melihat tingkahnya yang suka gigit jempol, menguap, dll. Untuk pemeriksaan kali ini berat debay adalah 1800 gram, dan berat badanku naek 3,5 kg menjadi 58,5 kg, hehe..

Selain pemeriksaannya yang terlalu cepat, dokternya juga terkesan terburu-buru menjawab pertanyaan kami. Alhasil kamipun jadi kurang leluasa dalam berdiskusi, banyak pertanyaan yang akhirnya lupa kami tanyakan. Dan pemeriksaan kali ini hanya berlangsung sekitar 5 menit saja. Hmmm, sempat bengong begitu keluar dari ruangan dokter. Tetapi kekecewaan kami sedikit terbayar begitu mengetahui tagihan untuk pemeriksaan kali ini. Cukup 200 ribu saja, "ternyata harga g pernah bohong", begitu kata suami, karena biasanya di rumah sakit sebelumnya bisa hampir 3 kali lipat tagihannya. Oh iya, di rumah sakit ini juga tidak diberikan print hasil USG nya, mungkin harus request kali ya kalau mau print out nya.

Sekarang jadi galau, mau periksa yang deket, murah tapi kurang detail atau periksa yang jauh agak mahal tapi kita puas dengan pelayanannya. Kita lihat aja pemeriksaan selanjutnya akhirnya kami memilih periksa dimana. Akan tetapi apapun itu, semoga adek sehat selalu ya, Bunda sama ayah sudah g sabar pengen liat adek, We Love U ...

Untuk cerita pemeriksaan sebelumnya dapat dilihat di part 1 dan part 2.

Senam Hamil

Berhubung usia kandunganku sudah lebih dari 28 minggu, akhirnya dokter sudah memperbolehkan untuk menggikuti senam hamil. kerena ada beberapa kendala, akhirnya senam hamil perdana aku lakukan tanggal 8 Februari kemarin. Sudah g sabar banget ni pengen ngerasain senam hamil seperti apa, maklum, biasanya kalau melakukan hal yang baru selalu penasaran, hehe...

Sebelum melakukan senam hamil, instruktur senam yang juga sebagai perawat di rumah sakit tersebut berkenalan dengan kami. Menanyakan usia kehamilan kami sekaligus mengukur detak jantung janin yang ada di kandungan kami. Beliau juga menanyakan apakah ada yang posisi bayinya sungsang. Setelah memastikan semuanya normal, beliau pun menjelaskan manfaat apa saja yang diperoleh kalau kita melakukan senam hamil. Karena daya ingat saya yang tidak terlalu baik, harap maklum kalau ada beberapa yang lupa, hehe. Kira - kira seperti ini yang beliau sampaikan :
  • Melatih pernafasan, sehingga akan mempermudah dalam proses persalinan normal
  • Melatih otot perut, paha dan panggul
  • Rileksasi bagi Ibu Menambah rasa percaya diri bagi Ibu dalam menghadapi persalinan
  • Sarana bertukar informasi bagi sesama Ibu hamil

Setelah menjelaskan beberapa manfaat tersebut akhirnya senampun dimulai. Pertama-tama kami diajarkan cara bernafas, baik itu pernafasan perut, dada dan diafragma. Selanjutnya kami diajarkan beberapa gerakan kaki, bokong, paha, dan panggul. Untuk bunda yang usia kehamilannya sudah lebih dari 37 minggu akan diajarkan posisi dan cara yang benar saat proses persalinan berlangsung. Instruktur juga menjelaskan tentang tanda-tanda saat bayi sudah siap keluar dan peralatan apa saja yang perlu kami bawa saat persalinan.

Sesi terakhir ditutup dengan tanya jawab seputar kehamilan kami. Beberapa pertanyaan diajukan, dan itu dapat menambah pengetahuanku tentang suka duka mengandung, hal apa saja yang nantinya akan terjadi, bagaimana cara mengatasinya, dll. Ternyata seru juga ya ikut senam hamil, semoga lain waktu masih ada kesempatan untuk ikut lagi, maklum kalau weekend suka ada beberapa acara, hehe..

Sunday, February 09, 2014

Perkembangan Debay (Part 2)

 Tulisan ini merupakan lanjutan dari postingan saya sebelumnya di part 1.
  •  29 Minggu
Tanggal 23 Januari 2014 kemaren kami melakukan pemeriksaan berikutnya. Udah curiga sih kalau berat badanku kali ini bakalan naik drastis, secara badan udah berasa berat banget. Dan benar saja ketika ditimbang ternyata berat badanku 55 kg, naik nya banyak banget ya. hehe...Dan pas ketemu sama dokternya beliaupun agak komplain dengan kanaikan berat badanku yang cukup tinggi  ini.Menurut beliau karena ini kelahiran pertamaku, sebisa mungkin kenaikan berat badanku jangan terlalu tinggi karena kemungkinan bisa mempengaruhi berat janin di kandunganku juga. Memang dari pertama kali periksa aku sudah berkonsultasi dengan dokter untuk melahirkan secara normal dan beliaupun memberi saran agar berat debay jangan terlalu tinggi agar lebih memudahkan dalam persalinannnya nanti. Dan pr pertamaku kali ini adalah : kurangi ngemil cake, biscuit dan minuman manis, ganti dengan buah sebagai camilan, jadi malu kalo tiap ngemil pasti ngemilnya cake dan biscuit, hehe.. Walaupun begitu, kata dokter berat badan debay masih normal yaitu 1188 gram.

PR selanjutnya adalah menghitung gerakan debay dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Aku dikasih sejenis tabel gitu, intinya kalo ada gerakan checklist kolom yang sudah disediakan sampai sepuluh gerakan dan catat jam berapa gerakan kesepuluh tersebut. Hal ini bertujuan agar kita aware pergerakan si debay, apakah mengalami penurunan atau tidak. Karena diusia 28 minggu ke atas bayi akan lebih aktif bergerak dan kemungkinan ada tali pusat yang melilit tubuhnya. Lilitan ini tidak selalu berbahaya, karena bisa saja dia akan lepas dengan sendirinya seiring dengan pergerakan debay, akan tetapi jiga lilitan sudah membentuk simpul mati dan terlalu kencang bisa jadi akan menghambat pergerakan dan pertumbuhan debay, apalagi kalau lilitan terjadi di leher. Saran dari dokter, kalau di hari itu sampai jam 8 malem belum ada sepuluh gerakan, maka harus dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebabnya.Agak khawatir juga sih karena pas pemeriksaan kemarin ternyata ada lilitan di deket bahunya, tapi kata dokter tidak berbahaya karena masih ada kemungkinan lepas seiring gerakannya yang masih aktif.

Di usia kandunganku yang sekarang dokter juga menyarankan untuk mengikuti senam hamil. Hal ini dimaksudkan untuk persiapan kelahiran nanti, karena pada senam hamil dilatih cara bernafas, rileksasi, dll. Jadi PR ku selanjutnya adalah mencari tempat senam hamil di daerah tempat tinggalku. Sebenarnya di Rumah Sakit tempat aku periksa juga menyediakan senam hamil setiap sabtu pagi, tetapi karena minggu depan sudah mau pindah rumah, akhirnya aku dan suami memutuskan untuk mencari tempat lain yang lebih dekat, takut kecapean bolak balik setiap minggu, hehe..

Pada pemeriksaan kemarin juga dilakukan USG 4D (biasanya hanya 3D). Perbedaannya dengan USG 3D, pada USG 4D ini gambarnya berwarna (biasanya hitam putih), debaynya lebih kelihatan jelas, sisanya g tau apa tujuannya, soalnya si dokter meriksanya lama banget, hehe..Ynag aku liat sih dokter memeriksa aliran darah di tali pusat. Dengan usg ini kami juga bisa melihat wajah dan tingkah debay dengan lebih jelas, lucu banget, kata ayahnya sih mukanya mirip emaknya, pipinya tembem, hehe..

Dokter juga menyarankan untuk mulai membersihkan puting payudara dengan tujuan untuk memperlancar keluarnya ASI. "Jangan Stres, positif thingking kalau kita bisa memberikan ASI eksklusif untuk buah hati kita", begitulah kira-kira pesan beliau.

Karena rencananya mau lahiran di Klaten, kami juga meminta saran jenis transportasi dan tanggal yang tepat dan aman untuk melakukan perjalanan jauh. InsyaALLAH kami akan mudik taggal 10 Maret menggunakan kereta api. Tinggal nunggu cuti di approve dan beli tiket deh, semoga segala sesuatunya dilancarkan, Aminnn....