Thursday, July 10, 2014

Bismillah, ASIX untuk Aira

Walaupun gambarnya mimik pake dot tapi isinya ASI lho, hehe.Yup, sudah hampir 3 bulan usia Aira dan selama itu pula belum ada cairan lain yang mengisi lambungnya selain ASI bundanya. Aku tergolong orang yang sangat beruntung berada di lingkungan yang pro ASI. Rumah sakit tempat Aira dilahirkan juga sangat mendukung pemberian ASIX. Andai saja mereka tidak kekeh dan menyarankan untuk memberi susu formula, mungkin Aira pernah mencicip sufor, Secara emaknya pas hamil cuma sibuk browsing persiapan melahirkan dan belum tau betapa ASIX wajib diperjuangan karena itu hak Aira untuk mendapatkannya.
Perjalanan pemberian ASIX dimulai sejak Aira lahir, dilahirkan secara caesar banyak orang yang bilang kalau ini dapat menghambat keluarnya ASI, bahkan ada yang bilang ASI nya g keluar kalau lahiran secara operasi.Mungkin karena aku tergolong orang yang cuek jadi aku g terlalu mikirin nanti ASInya keluar apa g, yang aku tau waktu itu proses IMD dapat merangsang keluarnya ASI. Sebelum operasi aku berpesan sama perawat untuk diadakan sesi IMD sesaat setelah babyku lahir. merekapun mendukung niatku dan dokter menjelaskan kalo IMD pasti dilakukan asal kondisi ibu dan bayi sama-sama fit. Bismillah, saya berusaha untuk tidak stres dan yakin akan dimudahkan segala sesuatunya oleh ALLAH dan operasi ini.Dan benar saja alhamdulillah kondisi kami sama-sama fit dan proses IMD pun dilakukan, Senangnya liat adek sibuk mencari sumber kehidupannya untuk yang pertama kalinya, semoga perjalanan kita nati dilancarkan ya nak.

Beberapa jam setelah kami dipindahkan di ruang perawatan, Aira sudah minta haknya, dengan senang hati sayapun menyusuianya walaupun harus bersusah payah dibantu ayah sama eyang utinya. Maklum luka operasi membuatku susah untuk bergerak, bahkan hanya untuk sekedar memiringkan badan. Saat masih di rumah sakit Aira bisa menghabiskan waktu satu jam untuk nenen bundanya, mungkin saat itu ASIku masih sedikit.Perjuangan tidak hanya melawan rasa nyeri pasca operasi, puting juga sempat luka-luka saat periode awal menyusui ini. Alhamdulillah berkat dukungan suster dan keluarga akupun tetap tegar meberikan ASI untuk Aira. Sampai akhirnya Aira harus di foto therapy karena billirubinnya tinggi, sayapun rela menginap di rumah sakit untuk siap siaga menyusuinya saat dia kehausan. Lagi-lagi tetap bersyukur karena pada masa-masa itu tidak ada seorangpun yang menawarkan untuk memberikan sufor buat Aira. Andai saat ASIku masih sedikit, saat putingku lecet, saat Aira harus di rawat di RS, saat aku harus bangun malam tiap jam untuk menyusuinya ada yang menawarkan sufor mungkin akan aku iyakan tawaran tersebut karena ketidak tauan ku dan rada frustasi yang dulu sempat melanda, "tidak apa-apa minum sedikit sufor, toh masih dikasih ASi juga" mungkin begitu persepsiku dulu.

Tetapi sekarang saya berniat untuk menjadikan Aira menjadi doktor ASI (lulus ASIX 2 tahun). Berkat belajar dari milis-milis, blog dan sesama ibu yang memerah di kantor saya sudah tau betapa pentingnya ASI dan ternyata sufor memiliki dampak negatif untuk bayi terutama bayi di bawah 6 bulan. Sekarang Aira sudah punya tabungan kurang lebih 40 botol ASI beku @80-90 ml, bunda masih semangat untuk memperbanyak tabunganmu nak, walaupun kulkas di rumah sudah tidak cukup menampung tabunganmu pasti ada solusi untuk itu. Semoga nanti Aira sukses menjadi doktor ASI ya, sudah setengah perjalanan kita lalui untuk mencapai tahap pertama (S1), semoga dilancarkan segala sesuatunya.Aminnn...

Tuesday, February 25, 2014

Sup Ikan Salmon

Beberapa waktu yang lalu kami kedatangan tamu yang membawa beberapa potong Ikan Salmon. Biasanya beliau datang membawakan Ikan Salmon yang sudah dimasak, tetapi kali ini Ikannya masih mentah. Sangking baik hatinya, akhirnya si mbak memasak sebagian ikan tersebut dengan menu seperti biasa "Sup Ikan Salmon". Karena kasihan melihat mbak sendirian memasak di dapur, akupun akhirnya ikut menemaninya, untuk sekedar berbincang dan memeperhatikan resep dan cara membuatnya. Maklum si mbak tidak mau dibantuin, grogi katanya. Setelah beberapa menit, sop ikan pun siap untuk dinikmati.

Sekitar satu minggu kemudian, pas week end saya melihat isi kulkas, kira-kira ada bahan apa ya yang bisa di masak. Setelah membuka pintu feezer dan menemukan ada beberapa potong Ikan Salmon, Sayapun meminta pendapat suami bagaimana kalau hari ini kita memasak Sup Ikan Salmon, mumpung lagi libur juga. Suamipun menyetujui, dan berkat saya menemani si mbak beberapa waktu yang lalu, akhirnya Sup Ikan Salmon bikinanku rasanya tidak kalah enak dengan bikinan si mbak, yeyyy berhasil.hehe..

Berikut adalah bahan dan cara membuat Sup Ikan Salmon:
Bahan:
  • Ikan Salmon
  • Tomat
  • Daun Bawang (kemarin g pake karena lagi g punya, hehe)
  • Air
  • Cabai Rawit Merah
Bumbu:
  • Bawang Merah
  • Bawang Putih
  • Kemiri
  • Garam
  • Penyedap Rasa
Cara Membuat:
  • Cuci Seluruh bahan
  • Haluskan bawang merah, bawang putih dan kemiri
  • Tumis bumbu halus sampai matang dan beraroma sedap
  • Tambahkan air sesuai selera
  • Masukkan Ikan Salmon
  • Potong Tomat dan daun bawang, masukkan ke dalam panci
  • Masukkan cabai rawit merah utuh ke dalam panci
  • Tambahkan garam dan penyedap rasa
  • Tunggu sampai matang

Rasa cabai yang pedas dan kuah bening menjadikan sup ini tidak terlalu amis. Padahal biasanya suami suka males makan Salmon karena baunya yang amis. Mungkin resep ini bisa menjadi alternatif untuk yang kurang suka Salmon seperti suamiku, :)

Akhirnya Pindahan Juga

Sudah beberapa bulan menunggu, akhirnya tempat tinggal kami siap untuk ditempati.
Tepatnya tanggal 31 Januari kami mulai memindahkan barang-barang kami dari
kontrakan di Radio Dalam. Sempat sedih juga sih ninggalinnya, secara sudah 7 bulan
kami menempati tempat tersebut. Ibu dan Bapak yang punya kontrakan juga baik banget
sama kami, perhatian banget, apalagi setelah tahu kalau aku hamil. Tetapi live must
go on, kami tetap harus pindah walaupun nantinya kami harus menempuh perjalanan
yang lebih jauh untuk pergi ke kantor.

Setelah semua barang selesai dipindah tempatkan dan mulai di tata, akhirnya pada
hari minggu, tanggal 2 februari mertua saya menggundang beberapa keluarga besarnya
untuk berkumpul, ikut mendoakan agar rumah yang akan kami tempati membawa berkah
dan kami betah tinggal di rumah tersebut. Acaranya sederhana, hanya sekedar kumpul
keluarga dan doa bersama. Dengan adanya acara ini saya juga menjadi lebih kenal
dengan beberapa keluarga besar suami yang memang jarang sekali bertemu.

Tiga minggu sudah kami berdua menempati rumah ini, Alhamdulillah saya betah dan
merasa aman tinggal di sini. Tetangganya juga baik dan ramah. Bahkan jika sesekali
suami tidak bisa pulang ke rumah karena urusan pekerjaan saya pun berani bermalam
seorang diri di rumah ini. Semoga kedepannya rumah ini bakalan tambah ramai dengan
kehadiran buah hati kami, bisa membawa kebahagiaan dan menjadi tempat beristirahat
yang paling nyaman buat keluarga kami. Aminnn...