Walaupun gambarnya mimik pake dot tapi isinya ASI lho, hehe.Yup, sudah hampir 3 bulan usia Aira dan selama itu pula belum ada cairan lain yang mengisi lambungnya selain ASI bundanya. Aku tergolong orang yang sangat beruntung berada di lingkungan yang pro ASI. Rumah sakit tempat Aira dilahirkan juga sangat mendukung pemberian ASIX. Andai saja mereka tidak kekeh dan menyarankan untuk memberi susu formula, mungkin Aira pernah mencicip sufor, Secara emaknya pas hamil cuma sibuk browsing persiapan melahirkan dan belum tau betapa ASIX wajib diperjuangan karena itu hak Aira untuk mendapatkannya.
Perjalanan pemberian ASIX dimulai sejak Aira lahir, dilahirkan secara caesar banyak orang yang bilang kalau ini dapat menghambat keluarnya ASI, bahkan ada yang bilang ASI nya g keluar kalau lahiran secara operasi.Mungkin karena aku tergolong orang yang cuek jadi aku g terlalu mikirin nanti ASInya keluar apa g, yang aku tau waktu itu proses IMD dapat merangsang keluarnya ASI. Sebelum operasi aku berpesan sama perawat untuk diadakan sesi IMD sesaat setelah babyku lahir. merekapun mendukung niatku dan dokter menjelaskan kalo IMD pasti dilakukan asal kondisi ibu dan bayi sama-sama fit. Bismillah, saya berusaha untuk tidak stres dan yakin akan dimudahkan segala sesuatunya oleh ALLAH dan operasi ini.Dan benar saja alhamdulillah kondisi kami sama-sama fit dan proses IMD pun dilakukan, Senangnya liat adek sibuk mencari sumber kehidupannya untuk yang pertama kalinya, semoga perjalanan kita nati dilancarkan ya nak.
Beberapa jam setelah kami dipindahkan di ruang perawatan, Aira sudah minta haknya, dengan senang hati sayapun menyusuianya walaupun harus bersusah payah dibantu ayah sama eyang utinya. Maklum luka operasi membuatku susah untuk bergerak, bahkan hanya untuk sekedar memiringkan badan. Saat masih di rumah sakit Aira bisa menghabiskan waktu satu jam untuk nenen bundanya, mungkin saat itu ASIku masih sedikit.Perjuangan tidak hanya melawan rasa nyeri pasca operasi, puting juga sempat luka-luka saat periode awal menyusui ini. Alhamdulillah berkat dukungan suster dan keluarga akupun tetap tegar meberikan ASI untuk Aira. Sampai akhirnya Aira harus di foto therapy karena billirubinnya tinggi, sayapun rela menginap di rumah sakit untuk siap siaga menyusuinya saat dia kehausan. Lagi-lagi tetap bersyukur karena pada masa-masa itu tidak ada seorangpun yang menawarkan untuk memberikan sufor buat Aira. Andai saat ASIku masih sedikit, saat putingku lecet, saat Aira harus di rawat di RS, saat aku harus bangun malam tiap jam untuk menyusuinya ada yang menawarkan sufor mungkin akan aku iyakan tawaran tersebut karena ketidak tauan ku dan rada frustasi yang dulu sempat melanda, "tidak apa-apa minum sedikit sufor, toh masih dikasih ASi juga" mungkin begitu persepsiku dulu.
Tetapi sekarang saya berniat untuk menjadikan Aira menjadi doktor ASI (lulus ASIX 2 tahun). Berkat belajar dari milis-milis, blog dan sesama ibu yang memerah di kantor saya sudah tau betapa pentingnya ASI dan ternyata sufor memiliki dampak negatif untuk bayi terutama bayi di bawah 6 bulan. Sekarang Aira sudah punya tabungan kurang lebih 40 botol ASI beku @80-90 ml, bunda masih semangat untuk memperbanyak tabunganmu nak, walaupun kulkas di rumah sudah tidak cukup menampung tabunganmu pasti ada solusi untuk itu. Semoga nanti Aira sukses menjadi doktor ASI ya, sudah setengah perjalanan kita lalui untuk mencapai tahap pertama (S1), semoga dilancarkan segala sesuatunya.Aminnn...