Wednesday, July 31, 2013

Souvenir Pernikahan

Setelah Dibungkus
Kali ini aku ingin mengabadikan salah satu persiapan pernikahan kemaren yang cukup melatih kesabaran, fisik dan finansial, hihihi. Sesuai kesepakatan dengan WO dan keluarga Klaten, segala sesuatu yang berhubungan dengan resepsi pernikahan di Klaten bakalan di handle sama WO, kecuali souvenir. Katanya aku sama mas aja yang memutuskan mau pake souvenir apa, biar berasa kalau mau nikah, masak mau nikah g ribet ngurus apa-apa, begitu kata Ibuk. Hmm, bener juga sih...
Walaupun acara masih terhitung lama (kurang lebih 1 tahun lagi) tapi kami berdua sudah mulai memikirkan mau pake souvenir apa. Kalau ibuk Klaten sih usul kipas aja, sedangkan ibuk jakarta katanya terserah yang penting nanti bakalan kepake sama yang kita kasih, jangan sampai si souvenir bakalan terbengkalai bahkan terbuang karena kurang bermanfaat bagi yang dikasih. Yes, kami tampung saran mereka untuk sementara waktu. Walaupun untuk beberapa hari kami udah hampir memilih kipas.
Setelah beberapa minggu berjalan tiba-tiba mas usul gimana kalau souvenirnya towel cake. Katanya bentuknya unik. emmmm, setelah aku liat beberapa sampelnya ternyata emang lucu-lucu bentuknya. Udah sempat memutuskan budget dan model yang mau kita pake, tiba -tiba saja inget pesan ibuk jakarta kalau souvenirnya harus yang bermanfaat, dan kamipun sepakat untuk mencoret si towel cake untuk souvenir pernikahan kami.
Karena frustasi, sempat beberapa bulan kami tidak pernah berdiskusi soal souvenir. Aku yang masih berada di Bali dan mas di Jakarta membuat pencarian kami agak terhambat. Sering terjadi miss komunikasi dan ujung-ujungnya malah berantem. huhu. Sampai suatu hari mas dan ibuk jakarta memutusan untuk pergi ke pasar Jatinegara yang sangat terkenal sebagai pusatnya beraneka macam souvenir.Disana mas terpincut sama tas berbahan kain blancu yang dipadu padankan dengan kain batik sebagai aksennya. Katanya bentuknya unik, pas dilipet bisa kayak dompet, tapi kalau dibuka ternyata tas. Agak g setuju sih awalnya, salain budgetnya yang over, pas liat foto-fotonya dari google kok kayaknya kurang sreg aja.
karena mas udah terpincut sama tas itu, akhirnya aku mengalah mengingat posisiku yang lagi di Bali dan g mungkin pulang ke Jakarta hanya untuk mencari souvenir yang sesuai dengan selera kita berdua. Kamipun sepakat untuk memesan tas tersebut. Karena ada saudara mas yang memang punya usaha membuat tas, akhirnya mas memutuskan untuk memesan tas tersebut ke tempat saudaranya.
Kira-kira sebulan sebelum hari H, souvenir sudah jadi, dan ternyata hasilnya tidak mengecewakan. Jahitannya yang rapi dan pemilihan potongan kain batiknya yang detail membuat kami merasa puas. Walaupun ternyata harganya di atas harga yang ditawarkan di Jatinegara, tetapi melihat bahan yang digunakan, desain dan kerapian yang dihasilkan membuat kami melupakannya dan siap membagikan untuk para tamu yang akan datang untuk mendoakan pernikahan kami berdua.

Tampak Depan

Tampak Belakang

Semoga souvenirnya bisa bermanfaat ya, seperti niat awal kami yang memilih tas ini agar bermanfaat bagi yang memilikinya...

No comments:

Post a Comment